Liburan Singkat di Malaysia
Bagi kaum pekerja, jaman sekarang tidaklah sama seperti jaman dulu, dimana kita bebas menentukan kapan kita mau cuti. Jaman sekarang mayoritas pekerja justru tidak pernah menghabiskan jatah cuti per tahunnya, apalagi jika jabatan Anda semakin tinggi, betul? Untuk itulah saya ingin membagikan pengalaman liburan ke Malaysia dalam waktu singkat namun cukup berisi. Silakan disimak 
Saya dan istri menyempatkan liburan singkat ke Malaysia selama 3 hari, brangkat Kamis jam 17.20 dari bandara Sutan Syarif Kasim Pekanbaru, izin 1 hari (Jumat), dan kembali ke Pekanbaru hari Minggu. Bagi warga Pekanbaru sekarang cukup diuntungkan karena ada pesawat langsung menuju Malaysia dan Singapura, harganya pun cukup murah, Pekanbaru-Malaysia sekitar Rp 300rb saja/orang dengan waktu tempuh perjalanan selama 1 jam. Untuk ke Malaysia sendiri kami menggunakan Maskapai Air Asia yang akan mendarat di Bandara KLIA 2 (KLIA 2 untuk penerbangan economy dan KLIA 1 untuk penerbangan maskapai berkelas).
DAY ONE
Sesampainya di Bandara Malaysia atau Kuala Lumpur International Airport (KLIA 2) kami langsung mencari angkutan yang akan mengantar kami ke KL Sentral (pusat segala jenis transportasi di Kota Kuala Lumpur). Kita bisa memilih menggunakan taksi, bus, ataupun LRT (KLIA Express). Kami memilih menggunakan bus karena harga tiketnya paling murah yakni RM 12/orang atau sekitar Rp 36.000,-/orang. Perjalanan ke KL Sentral memakan waktu 1 jam. Kalau menggunakan LRT mungkin hanya 20 menit saja. Bisa juga menggunakan Grab Car sekitar RM 80 atau RP 240.000,- sudah include biaya tol (pulangnya kami menggunakan Grab karena lebih cepat dan praktis).

Sesampainya di KL Sentral, kami segera mencari mesin pencetak tiket LRT (pada gambar di atas letaknya di sebelah kanan yang ada Ibu2 menggunakan baju coklat-kuning). Tiketnya nanti berupa koin plastik berwarna biru yang akan disetor kembali di stesen tujuan nanti (jadi harap dijaga jangan sampai hilang/terjatuh). Kami memilih tiket LRT ke Stesen KLCC karena kami ingin segera melihat menara Kembar Petronas malam ini juga. Oia, siapkan saja pecahan RM 5 yang banyak, karena mesin tiket tersebut tidak mau menerima pecahan uang di atas RM 5.

LRT Rapid KL cukup nyaman dikarenakan full AC dan tidak terlalu sesak (karena frekuensi kedatangan yang sering). Waktu tempuh dari KL Sentral ke KLCC menggunakan LRT sekitar 5 menit saja. Sesampainya di stesen KLCC, koin plastik pun dimasukkan kembali ke portal (pilihlah portal bertanda panah hijau, tanda silang merah tidak bisa dilewati). Kemudian kami keluar Stesen KLCC dan berjalan kaki sekitar 3 menit menuju Menara Kembar Petronas.

Setelah puas berfoto-foto di bawah Menara Kembar Petronas, kami pun kembali ke Stesen KLCC untuk pergi menuju Stesen Masjid Jamek dikarenakan Hotel tempat kami menginap yaitu Hotel 99 letaknya dekat dengan Stesen Masjid Jamek. Btw, Hotel 99 ini cukup reccomended, harganya murah sekitar Rp 250.000,- per malam, tempatnya cukup strategis, dan pelayanannya bagus (bersih, full AC, air panas lancar, dan cukup untuk 3 orang dikarenakan terdapat 1 kingsize bed dan 1 single bed). Dari Stesen Masjid Jamek ke Hotel 99 memakan waktu sekitar 10 menit berjalan kaki. Karena kami belum makan malam, kami singgah sebentar ke KFC untuk membeli makan (kebetulan jalan menuju hotel melewati KFC, Burger King, dan Kedai yang menjual Nasi Lemak, Roti Canai, Kwetiauw, dsb).
DAY TWO
Keesokan paginya kami singgah di Kedai untuk sarapan Nasi Lemak seharga RM 3 atau RP 9.000,- saja. Komposisinya ada nasi, sambel manis/gurih, telor ceplok, dan ikan teri/bilis, dengan minum secangkir teh tarik hangat seharga RM 2 saja. Kemudian kami melanjutkan berjalan kaki ke Stasiun Kereta Kuala Lumpur, lumayan jauh sekitar 1km. Tapi perjalanan cukup nyaman karena selalu ada pedestrian untuk pejalan kaki dan tidak banyak polusi. Oia untuk memudahkan pencarian Stasiun kami sarankan menggunakan Google Maps biar efisien waktunya alias ga kesasar.
Sesampainya di Stasiun Train, kami segera ke loket untuk membeli tiket menuju Batu Caves seharga RM 2,5. Waktu tempuh dari Stasiun Kuala Lumpur ke Batu Caves sekitar 30 menit karena Stasiun Batu Caves terletak di Stasiun terakhir dari rute tersebut.

Setelah menunggu 5 menit kereta pun datang dan Alhamdulillah kami mendapatkan tempat duduk karena memang lagi sepi keretanya. Kereta lebih nyaman daripada LRT karena ada gerbong khusus wanita seperti di Jakarta dan juga kursinya empuk. Setelah sampai di Stasiun Batu Caves, kami lalu berjalan kaki sekitar 5 menit untuk sampai di Halaman Depan Batu Caves.

Kami langsung disambut oleh kerumunan burung dara yang tidak takut sama orang karena memang disini bebas memberikan makanan kepada burung dan juga monyet (di sisi jalan banyak penjual makanan burung dan monyet). Setelah puas berfoto-foto di halaman depan, kami pun melanjutkan perjalanan mendaki tangga yang konon berjumlah 370 anak tangga.

Sesekali kami berhenti untuk mengistirahatkan otot kaki dan menarik napas, sambil melihat pemandangan dari atas. Sesampainya di ujung anak tangga kami disuguhi pemandangan gua yang luas. Hawa di dalem gua ini dingin dan lembab, jadi siap2 saja mandi keringet di sini ya.


Setelah puas menikmati pemandangan di dalam Batu Caves, rencananya pingin langsung ke Putrajaya (Kota Pemerintahan Malaysia), namun ada spot lain yang menarik di komplek Batu caves ini yaitu Dark Caves. Untuk masuk ke dalam Dark Caves beserta penjelasan dari Guide perlu membayar RM 35 per orang. Lumayan mahal kami pikir pada awalnya, namun tak apalah nanggung soalnya udah sampai sini.
Di dalam Dark Caves ini kami dilengkapi dengan Safety Helmet (biar ga terkena kotoran kelelawar dan terbentur bebatuan jikalau terpeleset dikarenakan kondisi jalan yang licin) dan juga senter. Di sini kita disuguhkan pemandangan yang sebenarnya lebih cocok untuk peneliti gua karena kita belajar lagi tentang stalaktit dan stalakmit disini. Dan di ujung gua kita disuguhkan oleh pemandangan yang cukup keren yang bernama The Great Chamber dimana di sisi gua ini sinar matahari bisa masuk sehingga pemandangan gua dapat terlihat tanpa bantuan senter. Berikut foto-foto di dalam Dark Caves..

Oke, singkatnya kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Train, kali ini menuju KL Sentral. Sesampainya di KL Sentral kami membeli tiket KLIA Transit menuju Putrajaya, harganya RM 14 per orang. Selain KLIA Transit kita bisa menggunakan taksi or Grab. KLIA Transit ini mirip kereta namun lebih cepat sehingga dari KL Sentral menuju Putrajaya hanya memakan waktu 15 menit saja.
Sesampainya di Putrajaya, kami makan siang dulu di kantin stesen nya. Harga makanan disini cukup murah dan sangat banyak ragamnya, mirip warteg lah karena ada prasmanan nya juga selain bisa pesan menu yang tertera di dinding. Kemudian kami menuju loket tiket bus untuk memilih bus ke tempat destinasi kami. Kalau mau nyicipin semua tempat menarik di Putrajaya untuk foto-foto bisa menggunakan bus paket ‘Putrajaya Sightseeing‘ tapi lumayan mahal harganya, kalo ga salah sekitar RM 80. Bus Paket ‘Putrajaya Sightseeing‘ ini akan membawa kita keliling komplek Putrajaya selama 3 jam, dan setiap melewati spot menarik maka bus ini akan berhenti untuk mempersilahkan kita berfoto-foto dulu di spot tersebut.
Kami memilih bus satu arah aja, karena tujuan utama kami ke Putrajaya adalah karena pingin naik Balon Udara di dekat Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin. Akhirnya kami naik bus L04 seharga RM 0.5 per orang, sangat murah bukan?
Kami pun diturunkan di halte dekat tempat wisata balon udara tersebut. Harga tiket sekali naik sebesar RM 75. Balon akan dinaikkan setinggi 120 meter dari permukaan tanah dan kita akan dikasih waktu untuk menikmati pemandangan selama 15 menit baru kemudian balon diturunkan lagi. Oia ini bukan balon udara menggunakan api yang terbang bebas yaa, ini balon udara halogen yang cara naiknya adalah dengan mengulur ikatan tali besi dan menggulungnya lagi untuk turun.
Dikarenakan kami memilih naik balonnya pada malam hari, maka kami jalan-jalan dulu ke Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin untuk sholat zuhur dan ashar sekalian istirahat bentar disana.

Masjidnya sangat besar, indah , dan bersih. terdapat kolam air juga di sekitar tempat sholat, dan sisi-sisinya tidak berdinding sehingga angin berseliweran masuk-keluar masjid menjadikan hawa masjid cukup adem tanpa bantuan AC. Berikut foto-foto di dalem masjid..
Karena hari masih sore, kami pun melanjutkan berjalan kaki keliling komplek Putrajaya mencari spot-spot yang indah. Spot terdekat dari Masjid adalah Istana Kehakiman. Disini terdapat halaman rumput yang luas yang bebas untuk disinggahi. Banyak orang bermain disini, ada anak-anak yang berlari-lari, bermain bulutangkis, ada juga oarng dewasa yang joging di halaman ini. Kami pun memilih duduk-duduk dan tiduran di atas rumput sembari menikmati pemandangan langit biru cerah.
Ketika hari sudah mulai malam, kami pun segera berjalan menuju spot wisata balon udara atau SkyRide. Sebelumnya kami menyempatkan diri untuk beli Kebab dulu di halaman spot wisata tersebut karena sangat banyak penjual makanan di sana. Jenis makan dan minuman sangat beragam dan harganya pun murah-murah jadi sangat reccomended untuk mampir makan di tempat ini.


Suasana di dalam balon udara SkyRide ini cukup menegangkan karena kita berada di ketinggian 120 meter dari atas tanah. Namun tenang saja karena kita dikelilingi oleh jaring pengaman dan juga ada Guide yang ikut bersama kita. Kita kemarin juga cuma bertiga di atas balon, saya, istri, dan guide saja. Alhamdulillah perjalanan naik-turun aman dan pastinya sangat seru 
Hari pun sudah malam dan kami pun berencana untuk segera kembali ke hotel. Dari spot SkyRide menuju Stasiun Putajaya Sentral menggunakan Grab Car seharga RM 7 karena memang tidak ada sarana lain untuk kembali kesana. Dari Stasiun Putrajaya kami kembali menggunakan KLIA Transit untuk kembali ke KL Sentral. Kemudian menggunakan LRT ke Stasiun Masjid Jamek, dan berjalan kaki ke hotel untuk istirahat.
DAY THREE
Hari selanjutnya kami akan ke Genting Highlands biar bisa naik Cable Car di sana. Oia di hari sebelumnya kami sudah membeli tiket bus Go Genting di Stesen KL Sentral seharga RM 4. Tadinya kami pingin bus yang berangkat jam 8 pagi, namun sudah habis, jadinya kami beli 2 tiket bus keberangkatan jam 9 pagi dan pulang jam 15 sore. Bagi Anda yang ingin ke Genting ada baiknya membeli tiket bus Go Genting H-1 atau H-2, karena kalau beli di hari H bakal kehabisan dan terpaksa naik taksi atau Grab yang jauh lebih mahal.
Singkat cerita kami menunggu bus Go Genting di Stesen KL Sentral. Tidak ada papan info detail mengenai dimana bus ini mangkal, jadi tanya saja ke petugas di sana. Kami pun berangkat tepat jam 9 pagi dengan nomor tempat duduk yang sudah ditentukan juga (ada di tiket). Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam. Nikmatnya naik bus adalah kita bisa mengamati dan menikmati suasana perkotaan dan alam sekitar kita, kalau naik LRT atau Train tidaklah nampak.
Oke kami pun sampai di Stesen Awana Genting. Dari situ tinggal ikutin papan petunjuk ke Awana Skyway, letaknya di lantai 3. Sesampainya di sana kami langsung antri sebentar di loket tiket dan membeli 2 tiket Cable Car masing-masing seharga RM 8. Sangat murah jika dibandingkan Cable Car di Singapore yang kami pun enggan mencobanya karena harganya terlampau mahal, sekitar Rp 300 ribu.
Perjalanan di atas cable car kurang lebih selama 15 menit, menaiki bukit menuju First World Hotel. Beginilah penampakan dari dalem cable car Awana Skyway..


Oke dan kami pun sampai di First World Hotel. Rencana awalnya kami pingin main ke Ripley’s Believe It or Not dan Snow World, tapi ternyata komplek wahana bermainnya lagi dirombak semua, hanya tersisa Snow World saja. Ahh jadi kurang seru, akhirnya kami cuma numpang makan siang aja di McD sana dan keliling-keliling sebentar karena memang mall nya masih baru, mall lamanya lagi dirombak.

Setelah makan siang, karena jam masih menunjukkan pukul 13 siang padahal bus kami berangkat jam 15 sore, maka kami pun memutuskan untuk berkunjung ke kuil atau temple yang berada di jalur pendakian cable car tadi. Kami pun kembali ke lantai 3 untuk naik cable car. Sesampainya di pos chin swee tempel kami pun turun dan menjelajahi kuil tersebut. Ada kisah kera sakti dan juga pencerahan Budha di kuil tersebut yang tersusun dalam patung-patung dan pahatan-pahatan di sana.
Setelah mengelilingi kuilt tersebut kami melanjutkan perjalanan ke bawah menggunakan cable car kembali. Oia tidak perlu menambah biaya untuk cable car nya, karena memang kita baru setengah jalan, mampir kuil, dan kembali melanjutkan perjalanan pulang. Kami pun menunggu bus Go Genting dan bus datang pukul 15 lewat 5 menit kemudian langsung berangkat ke Stesen KL Sentral.
Setelah sampai Stesen KL Sentral, kami melanjutkan perjalanan menggunakan LRT ke Stesen Masjid Jamek untuk menunaikan sholat zuhur+ashar. Masjidnya full karpet, kipas angin dan ada AC nya juga, serta televisi sebagai sarana informasi mengenai kegiatan di Masjid Jamek dan juga sebagai sara tausiyahsingkat bagi para jamaah sholat.

Setelah sholat dan istirahat sejenak, kami pun melanjutkan perjalanan dengan berjalanan kaki kurang lebih 800 meter menuju Kuala Lumpur City Gallery, semacam museum tentang Kota Kuala Lumpur. Di sini kita bisa belajar sejarah terbentuknya Malaysia dan Kuala Lumpur. Terdapat juga video mengenai prestasi dan visi Malaysia 2020 dan juga maket Kota Kuala Lumpur dalam ukuran yang besar dan lengkap, dan cindera mata dari mulai stiker, gantungan kunci, hingga yang khas di sini yaitu kerajinan dari kayu (namun harganya cukup mahal untuk kerajinannya).


Tak lupa kami sempatkan berfoto di ikon Kota Kuala Lumpur di halaman depan City Gallery dan juga mencicipi es krim gelato yang nikmat dan juga murah.


Karena hari masih sore, kami pun berjalan-jalan di sekeliling KL City Gallery, dan ternyata di sebelah KL City Gallery terdapat Dataran Merdeka, semacam lapangan rumput yang luas tempat upacara dan acara-acara besar. Di depan dataran merdeka terdapat bekas bangunan kerajaan atau semacam Istana Negara dengan model arsitektur jaman dulunya yang khas.
Setelah itu kami kembali ke hotel menggunakan Grab Car seharga RM 3 saja karena memang dekat, sembari ngobrol dengan driver Grab menggunakan campuran bahasa Melayu dan Inggris. Di Malaysia ini sepertinya semua penduduk lokalnya bisa bahasa Inggris, semoga kita sebagai warga lokal Indonesia tidak kalah dengan Malaysia sehingga semakin bisa bersaing di kancah global ke depannya. Driver Grab di Malaysia ramah-ramah, mau ditanya macem-macem khususnya tentang Malaysia.
Setelah istirahat dan sholat, kami melanjutkan spot terakhir kita di Kuala Lumpur yakni kawasan Bukit Bintang, tepatnya di Bintang Walk, semacam pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur yang selalu hidup, seperti di New York gitu lah tapi ini versi Malaysianya. Meskipun banyak mobil lalu lalang di kawasan ini, namun dikarenakan pedestriannya yang lengkap, jadi tidak kalah banyak juga orang yang lalu lalang di sini. Bahkan ada juga live music dari band lokal di salah satu persimpangan jalan di Bintang Walk.
Kami jalan-jalan aja keliling Bintang Walk mengamati Mall-mall besar dan juga aneka kedai/restoran dari mulai Malaysian food hingga Arabian food. Kami pun makan malem di salah satu Kedai di dalam Mall Pavilion, tepatnya di Madame Kwan’s karena Restoran ini adalah salah satu Resto yang sudah pasti halal karena pernah kami tanya sebelumnya pada saat di Genting. Harganya pun tidak terlalu mahal, seporsi makan dan minum sekitar RM 20 saja.

Hari pun menunjukkan pukul 22 malam, dan kami pun kembali ke hotel menggunakan Grab Car. Btw, jam di Kuala Lumpur lebih cepat satu jam dari di Jakarta. Jadi jam 6 pagi di KL masih sangat gelap. Keesokan paginya kami sudah check out dari hotel jam 7 pagi dan langsung berangkat ke KLIA2 Airport menggunakan Grab Car seharga RM 75 sudah include biaya tol. Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam, sesampainya disana kami langsung Check in dan sarapan di McD. Pesawat kami kembali ke Pekanbaru berangkat jam 10.40, jadi masih ada waktu untuk bersantai sehingga tidak terburu-buru.
Demikianlah cerita perjalanan singkat kami di Kuala Lumpur, Malaysia. Semoga bisa menginspirasi para pembaca yang ingin melancong ke Malaysia. Apabila ada yang ingin ditanyakan ataupun share cerita Anda, silahkan komentar di bawah, kami akan sangat senang bertukar informasi dengan Anda. Wassalam.
17-20 Mei 2017
Komentar
Posting Komentar