RUMAH SAKIT


Selama 26 tahun saya hidup di dunia ini, sekalipun saya belum pernah dirawat inap di rumah sakit. Waktu saya masih berusia 4tahun, 2 kakak saya dirawat bersama sama karena sakit demam berdarah, dan waktu itu qadarullah saya masih sehat sehat saja, dan tidak tertular. Semenjak itu seperti ada kesadaran bahwa kemungkinan daya tahan tubuh saya, memang lebih baik dibanding 3 saudara kandung saya yang lain. Selain itu, saya juga memiliki golongan darah yang berbeda sendiri di antara 3 saudara saya, mereka bergolongan darah B dan saya A. Mungkin hal tersebut juga mempengaruhi ketahanan tubuh ataupun pola hidup sehari hari saya. Beberapa kali, keadaan mengharuskan saya untuk menginap di rumah sakit. Ketika pakde saya sakit, saya setiap hari selama kurang lebih 3 minggu harus berjaga di rumah sakit, selain itu pernah juga ketika ibu saya, nenek, kakak saya, dan teman saya sakit, saya harus berjaga selama setidaknya 3hari. Kondisi rumah sakit, tidak pernah saya sukai, bau bau obatnya, suasananya, belum lagi ketika ada kondisi kondisi dramatis yang dialami oleh pasien seperti kegagalan operasi, kecelakaan yang berdarah dan kematian. Hal hal tersebut hampir tidak bisa dielakkan, hampir selalu kita temui di rumah sakit, saya sering berkata dalam hati, atau kepada saudara saya, semoga saya tidak akan pernah dirawat inap (lama) di rumah sakit kecuali mungkin nanti ketika melahirkan. Namun, itu pemikiran saya ZAMAN DULU. Pikiran saya saat ini mengatakan bahwa, ketika melahirkanpun, ada kemungkinan bahwa saya tidak perlu berada di rumah sakit. Perempuan merupakan makhluk yang didesain untuk menjaga kelestarian jenisnya. Seperti halnya buang air, tidur, bernafas, melahirkan merupakan sebuah proses yang alamiah. Ketika saya mengenal program gentle birth, secara filosofi ataupun insting ketika perempuan hendak melahirkan, ia akan menyepi, mencari tempat yang tenang dan jauh dari keramaian. Hal ini juga senada dengan apa yang dialami oleh Maryam ketika melahirkan Isa AS yang telah dijelaskan oleh AlQuran.  
فَأَجَاءهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنتُ نَسْيًا مَّنسِيًّا ﴿٢٣﴾
19/Maryam-23: Faajaaha almakhadu ila jithAAi alnnakhlati qalat ya laytanee mittu qabla hatha wakuntu nasyan mansiyyan

Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan".

Dari sini, saya semakin yakin untuk bisa melakukan persalinan secara alami, aman, nyaman dan tenang di tempat yang saya inginkan, dengan cara dan proses alami seperti wanita wanita pada zaman dulu melakukan proses persalinannya. Dan tidak perlu pergi ke rumah sakit, seperti impian saya hingga saat ini. Hehehehehehe :D

bersambung....

Komentar

Postingan Populer