Filosofi Dasar Montessori
rewrite from Nafila
Mengulang materi minggu lalu, kita pemanasan lagi dengan jenis Sensitive Period:
a. Sensitivity to Order (0-3th)
Peka terhadap keteraturan adalah sifat alami anak yang perlu kita tajamkan. Sejak lahir anak kita biasakan pada jadwal harian, seperti menyusu dan makan. Kebutuhan anak atas pola/kebiasaan dan situasi yang familiar adalah jembatan bagi anak untuk mengorganisasi dirinya
b. Sensitivity to Refinement of The Senses
Peka terhadap pengasahan ketajaman indera diwujudkan lewat masa eksplorasi menggunakan inderawi anak. Rasa ingin tahu mereka besar sehingga butuh disalurkan lewat kegiatan sensory play. Pendekatan multi sensori dari Montessori mencakup tahap sensori motor - pre operational - formal operational
c. Sensitivity to Small Objects (1-2th)
Anak menaruh perhatian terhadap benda-benda kecil, hal ini memperluas kemampuannya untuk observasi dengan teliti. Jika tidak berkembang, maka anak cenderung akan sulit berkonsentrasi
d. Sensitivity to Movement (1.5 - 4th)
Pada masa ini anak mempunyai keinginan untuk bebas dan tidak tergantung pada orang dewasa. Ada impuls yang tidak bisa dilawan dalam upaya untuk bergerak, berjalan untuk menyadari realita ruang. Jika terlalu banyak resistensi pada masa ini karena rasa khawatir orang tua yang terlalu besar, akan berimbas pada kurangnya rasa percaya diri pada anak
e. Sensitivity to Language (3 bln - 6th)
Pada fase ini anak mudah sekali meniru kata yang diucapkan pengasuh dan sekitarnya. Jika periode ini tidak berkembang maka anak menjadi kurang sensitif pada suara dan kurang percaya diri
f. Sensitivity to Social Interest
Ada saatnya anak menikmati menjadi bagian dari suatu kelompok, mereka senang terlibat dan berinteraksi bersama. Jika fase ini tidak berkembang, ada kemungkinan anak menjadi pribadi yang memendam rasa kesepian, suka mencari perhatian hingga anti sosial
:tulip::tulip::tulip::tulip::tulip:
Melanjutkan filosofi dasar Montessori
Laws of Natural Development
(Hukum Perkembangan Alami pada Anak)
a. The Law of Work
Bagi anak bermain adalah bekerja sehingga secara alami mereka akan mengerahkan seluruh kemampuannya ketika bermain.
Anak menyukai proses dalam bekerja sehingga jika mereka sudah tune-in dengan aktivitasnya, maka mereka akan masuk ke periode Normalized, yaitu fase dimana anak menunjukkan kesenangan dan ketenangan setelah mereka memilih aktivitas yang diinginkan
b. The Law of Independence
Anak akan merasa dihargai ketika mereka diberi ruang untuk melakukan aktivitas seperti yang kita kerjakan. Orang dewasa tidak perlu tergoda untuk membantu atau membetulkan anak ketika mereka sedang berupaya dan sepatutnya mereka bisa meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama.
Kita hanya perlu memberikan contoh dan bimbingan serta memfasilitasi anak untuk mengembangkan disiplin diri
c. The Power of Attention
Ketika anak menemukan ketertarikan pada suatu aktivitas dan orang tua berhasil memfasilitasi sensitive period-nya, maka anak akan menghadirkan kemampuan konsentrasi tertinggi tanpa perlu kita suruh
d. The Development of Will
Anak membutuhkan kebebasan terarah untuk mengembangkan keinginannya
e. The Development of Intelligence
Dalam mengembangkan kecerdasan anak, ada dua ciri yang harus diperhatikan yaitu: respon anak yang cepat terhadap stimulus dan keteraturan anak dalam memberikan respon
f. The Development of Imagination and Creativity
Untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas anak, dibutuhkan lingkungan yang mendukung dalam aspek: realitas, estetika, harmonis dan kebebasan
g. The Development of Emotional and Spiritual Life
Di dalam kegiatan Montessori, ada konsep dasar yang dibangun seputar interaksi sosial, rasa tanggung jawab dan moral
:tulip::tulip::tulip::tulip::tulip:
Melanjutkan filosofi dasar Montessori
Prepared Environment
Lingkungan yang dipersiapkan adalah lingkungan tempat anak beraktivitas sehari-hari untuk membangun kemandirian anak dan ekplorasi secara maksimal
Ruang fisik Montessori memiliki unsur berikut:
- peralatan yang menyesuaikan ukuran anak
- terdiri dari benda nyata dalam kehidupan sehari-hari
Mengulang materi minggu lalu, kita pemanasan lagi dengan jenis Sensitive Period:
a. Sensitivity to Order (0-3th)
Peka terhadap keteraturan adalah sifat alami anak yang perlu kita tajamkan. Sejak lahir anak kita biasakan pada jadwal harian, seperti menyusu dan makan. Kebutuhan anak atas pola/kebiasaan dan situasi yang familiar adalah jembatan bagi anak untuk mengorganisasi dirinya
b. Sensitivity to Refinement of The Senses
Peka terhadap pengasahan ketajaman indera diwujudkan lewat masa eksplorasi menggunakan inderawi anak. Rasa ingin tahu mereka besar sehingga butuh disalurkan lewat kegiatan sensory play. Pendekatan multi sensori dari Montessori mencakup tahap sensori motor - pre operational - formal operational
c. Sensitivity to Small Objects (1-2th)
Anak menaruh perhatian terhadap benda-benda kecil, hal ini memperluas kemampuannya untuk observasi dengan teliti. Jika tidak berkembang, maka anak cenderung akan sulit berkonsentrasi
d. Sensitivity to Movement (1.5 - 4th)
Pada masa ini anak mempunyai keinginan untuk bebas dan tidak tergantung pada orang dewasa. Ada impuls yang tidak bisa dilawan dalam upaya untuk bergerak, berjalan untuk menyadari realita ruang. Jika terlalu banyak resistensi pada masa ini karena rasa khawatir orang tua yang terlalu besar, akan berimbas pada kurangnya rasa percaya diri pada anak
e. Sensitivity to Language (3 bln - 6th)
Pada fase ini anak mudah sekali meniru kata yang diucapkan pengasuh dan sekitarnya. Jika periode ini tidak berkembang maka anak menjadi kurang sensitif pada suara dan kurang percaya diri
f. Sensitivity to Social Interest
Ada saatnya anak menikmati menjadi bagian dari suatu kelompok, mereka senang terlibat dan berinteraksi bersama. Jika fase ini tidak berkembang, ada kemungkinan anak menjadi pribadi yang memendam rasa kesepian, suka mencari perhatian hingga anti sosial
:tulip::tulip::tulip::tulip::tulip:
Melanjutkan filosofi dasar Montessori
Laws of Natural Development
(Hukum Perkembangan Alami pada Anak)
a. The Law of Work
Bagi anak bermain adalah bekerja sehingga secara alami mereka akan mengerahkan seluruh kemampuannya ketika bermain.
Anak menyukai proses dalam bekerja sehingga jika mereka sudah tune-in dengan aktivitasnya, maka mereka akan masuk ke periode Normalized, yaitu fase dimana anak menunjukkan kesenangan dan ketenangan setelah mereka memilih aktivitas yang diinginkan
b. The Law of Independence
Anak akan merasa dihargai ketika mereka diberi ruang untuk melakukan aktivitas seperti yang kita kerjakan. Orang dewasa tidak perlu tergoda untuk membantu atau membetulkan anak ketika mereka sedang berupaya dan sepatutnya mereka bisa meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama.
Kita hanya perlu memberikan contoh dan bimbingan serta memfasilitasi anak untuk mengembangkan disiplin diri
c. The Power of Attention
Ketika anak menemukan ketertarikan pada suatu aktivitas dan orang tua berhasil memfasilitasi sensitive period-nya, maka anak akan menghadirkan kemampuan konsentrasi tertinggi tanpa perlu kita suruh
d. The Development of Will
Anak membutuhkan kebebasan terarah untuk mengembangkan keinginannya
e. The Development of Intelligence
Dalam mengembangkan kecerdasan anak, ada dua ciri yang harus diperhatikan yaitu: respon anak yang cepat terhadap stimulus dan keteraturan anak dalam memberikan respon
f. The Development of Imagination and Creativity
Untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas anak, dibutuhkan lingkungan yang mendukung dalam aspek: realitas, estetika, harmonis dan kebebasan
g. The Development of Emotional and Spiritual Life
Di dalam kegiatan Montessori, ada konsep dasar yang dibangun seputar interaksi sosial, rasa tanggung jawab dan moral
:tulip::tulip::tulip::tulip::tulip:
Melanjutkan filosofi dasar Montessori
Prepared Environment
Lingkungan yang dipersiapkan adalah lingkungan tempat anak beraktivitas sehari-hari untuk membangun kemandirian anak dan ekplorasi secara maksimal
Ruang fisik Montessori memiliki unsur berikut:
- peralatan yang menyesuaikan ukuran anak
- terdiri dari benda nyata dalam kehidupan sehari-hari
Komentar
Posting Komentar