NAIK
KAPAL FERY DARI PELABUHAN DUMAI
Pertengahan November th 2017, suami pindah
tugas mutasi ke Dumai. Cashflow lagi sedikit minus karena nekad diinvestasiin
semua, bahkan dana darurat pun ga ada, dan cash mepeet banget, tapi ya gimana,
traveling harus tetep jalaaan eheheheh. Akhirnya berbekal sedikit kenekadan
kami jalan jalan ke Melaka dan very happyy yeayy... Kami membeli tiket kapal
Fery pp Dumai-Melaka, berangkat di hari Jumat dan kembali pulang di hari
Minggu.
HARGA (Rp 600.000 pp)
DURASI
(2 jam) berangkat pukul 09-00 dan sampai di Melaka pukul 11.00 WIB atau
pukul 12.00 waktu Melaka.
WAKTU KEBERANGKATAN (pukul 09.00)
Nah karena waktu itu hari Jumat, kami tiba
di Melaka saat Jumatan (sekitar pukul 12.00), dan Imigrasinya baru dibuka pukul
13.30 waktu Melaka kalo saya ga salah, sehingga
kami harus menunggu sekitar satu jam dan baru masuk ke Imigrasi.
Imigrasi Melaka terbilang sangat mudah, karena banyak wisatawan asing yang
datang, dan banyak orang Indonesia yang sering lalu lalang untuk berobat.
Sebelum berangkat ke Melaka pun,
qadarullah saya sempat ngobrol dengan seorang teman suami saya, bahwa dulu istrinya
melahirkan di Melaka. Karena pada saat itu saya sedang hamil, saya langsung
babibu bertanya. Waktu itu sekitar th 2011, istrinya dengan usia kandungan
sekitar 36minggu (belum masuk usia kelahiran) sedang berjalan jalan sore
(olahraga), namun qadarullah ia diserempet oleh motor, dan kemudian ia
mengalami kontraksi terus menerus. Ia dibawa ke RS Dumai, dan kemudian
disarankan untuk pergi ke Melaka, Alhamdulillah anaknya bisa dilahirkan dengan
normal, dan sehat hingga sekarang sudah bersekolah kelas 1 SD. Ketika saya
tanya berapa biaya pengobatannya, ia bilang sekitar 3jutaan rupiah, wow saat
itu saya semakin takjub, biaya murah, pelayanan baik, dan sepertinya mom n
child friendly, hingga ingin membuktikan sendiri bagaimana kondisi kota Melaka,
yang dinobatkan sebagai World Heritage City.
- BINGUNG
MENCARI TRANSPORTASI DI PELABUHAN MELAKA
Jangan sampai kejadian seperti saya! Pada saat
itu kami memesan grab untuk bergerak menuju hotel tempat kami menginap. Namun
beberapa kali mencoba kami selalu kesulitan untuk mendapatkan grab yang bisa
menjemput kami di pelabuhan. Kami melihat para wisatawan sudah mulai pergi dari
pelabuhan, dijemput bus dari rumah sakit, atau mobil mobil sewaan atau entah
mungkin kerabatnya. Dari ruang tunggu pelabuhan, kami melihat hanya ada sebuah
sungai di depan kami, dan jalan besar semacam jalan layang di sebelah kiri
pintu keluar dari pelabuhan. Kami sudah bertanya kepada satpam, apakah nama
titik lokasi kami saat itu. Akhirnya kami menyerah dan mencoba mencari jalan
lain selain hanya sekedar menunggu disitu.
1. Kami di terminal
fery dan hendak menuju jalan Merdeka
2. Grab selalu menyarankan
kami untuk menunggu di Museum Bahari, namun kami kira kami harus menyebrangi
sungai terlebih dahulu. Ehehe
3. Untuk menuju jalan
Merdeka ternyata cukup ditempuh dengan berjalan kaki. Rutenya-> keluar dari
pintu utama pelabuhan, belok ke kanan, mengikuti jalan lalu kita akan bertemu
dengan sungai Melaka, lalu belok ke kanan lagi dan sudah nampak sebuah kapal
besar sebuah Landmark kota Melaka.
4. Sampailah kami menunggu
di jalan Merdeka untuk menuju hotel kami yang agak jauh sekitar 3km, ke arah
utara.
- MELAKA
YANG MACET SAAT LIBURAN
Menunggu grab adalah hal yang agak tidak
menyenangkan bagi kami, sangat banyak wisawatan, dan banyak orang menggunakan
grab. Untuk menuju ke lokasi kami setidak tidaknya kami menunggu grab sekitar
30an menit, karena jalanan Melaka yang memang padat merayap. Untuk perjalanan
selanjutnya, kami akan menginap di daerah dekat dekat pelabuhan saja karena
hampir seluruh wisata bersejarah ada di situ, dan kami memang berencana
berjalan jalan di sekitar wisata sejarah itu saja. Untuk perjalanan
selanjutnya, kami ingin menginap di Quayside Hotel, karena pemandangan sungai
Melaka memang sangat indah di malam hari, dan kami ingin menikmatinya!
- MELAKA,
THE HERITAGE CITY
 |
Melaka River |
 |
Gereja tua peninggalan Portugis |
 |
saladnya enak banget ini |
 |
Taman Merdeka |
 |
prata Tisu |
Komentar
Posting Komentar